SOLID GOLD |

SAMBUT PELABUHAN BARU

broken image

SOLID GOLD MAKASSAR Direktur Utama Pelindo IV, Doso Agung menyebut proyek MNP Tahap IA sudah terealisasi hingga 53,01 persen. Targetnya sampai pengujung tahun, 59,28 persen.

"Anggaran yang sudah terserap Rp539 miliar. Target sampai akhir tahun bisa terserap Rp645 miliar," ungkapnya kepada FAJAR, Kamis, 14 Desember.

Pembangunan MNP dengan sistem multiyears, kata Doso, tidak menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN). Hanya menggunakan dana pinjaman dari Bank Mandiri.

"Penyerapan anggaran memang kelihatan kecil, karena baru infrastruktur dasar seperti dermaga, reklamasi, dan akses jalan. Penyerapan anggaran juga kita selalu berkoordinasi dengan BPKP agar sesuai koridor," bebernya.

Doso mengungkapkan,keterlambatan pelaksanaan proyek sempat terjadi karena kendala pekerjaan nonteknis. Keberadaan ranjau di area pengerjaan menghambat pemancangan tiang di laut.

Bila meledak, bisa mencelakai dan menimbulkan kerugian lebih besar. "Ledakannya bisa menenggelamkan kapal," bebernya.

Sambil menunggu MNP rampung, pihaknya juga menjamin pelabuhan bongkar muat yang sekarang digunakan masih bisa menampung kontainer hingga MNP siap beroperasi. Jadi tak ada potensi stagnasi atau kepadatan arus peti kemas. Masih ada lapangan penumpukan yang bisa dimaksimalkan.

"Terlebih dwelling time atau masa tunggu di pelabuhan yang sudah di bawah 2,5 persen," terangnya.

Pertumbuhan kargo, ungkap Doso, cukup signifikan di kawasan timur Indonesia. Semuanya sekarang via Makassar. Namun, suatu saat akan tetap mengalami keterbatasan kapasitas.

Kepala Satuan Pengelola Proyek MNP, Arwin mengatakan, pengerjaan proyek sedikit terhambat dengan adanya ranjau peninggalan Perang Dunia II di area proyek. Sejak Mei tahun lalu, TNI AL sudah membersihkan. Area proyek baru dinyatakan clear dari ranjau akhir Januari 2017.

"Itu yang menghambat sedikit pekerjaan di lapangan. Proyek ini dimulai 22 Mei 2015 lalu," tuturnya.

Untuk pengerjaan tahap awal, sudah menelan anggaran Rp539 miliar. Tahap IA dibagi atas pengerjaan tiga paket, A, B, dan C. Hingga akhir tahun ini ditarget progresnya 59,28 persen.

"November tahun depan sudah beroperasi. Kapasitas tampung kontainer 1,5 juta TEUs," katanya.

Konektivitas ke lokasi MNP nanti, bakal terintegrasi jalur kereta api Trans-Sulawesi dan tol pesisir. Juga akan terhubung ke tol existing kerja sama Pelindo IV dan PT Nusantara Infrastructure.

"Dengan kedalaman 16 meter, kapal kapasitas 3.200 TEUs bisa masuk. Bila terwujud semuanya untuk tahap awal, malah bisa tampung kontainer hingga 4 juta TEUs," terangnya.

Menurut Arwin, MNP ini membutuhkan total anggaran Rp1,8 triliun. Untuk tahun depan, pengerjaan akan fokus pada penyelesaian dermaga dan breakwater (pemecah ombak). Termasuk pembangunan container yard (lapangan penumpukan), jalan akses, bangunan fasilitas, dan mekanikal/elektrikal.

"Juga mendatangkan alat bongkar peti kemas," jelasnya.

Untuk percepatan proyek, pihaknya akan membuat batching plan sendiri untuk meningkatkan produksi beton. Bagian struktur yang menggunakan beton sebagian besar dibuat precast atau pracetak sehingga tinggal dipasang. Lapis perkerasan container yard (lapangan penumpukan) sudah mulai proses produksi secara massal.

"Transportasi material konstruksi 95 persen akan menggunakan akses laut sehingga cepat. Pengerjaan di laut dilakukan 24 jam dengan ketersediaan tenaga dan alat kerja yang terjaga," tandasnya.