PT SOLID GOLD BEJANGKA - Nama I Nyoman Gunarsa menjadi salah satu pelukis Bali yang memajukan kampung halamannya di Klungkung serta mempopulerkan kesenian Bali. Maestro seni lukis I Nyoman Gunarsa yang kerap dijuluki 'The Golden Touch' itu berpulang pada Minggu (10/9) siang karena sakit pneumonia.
Sejak awal berkesenian, karya I Nyoman Gunarsa beraliran ekspresionis namun berkembang dari tema keseharian tradisi Bali. Lalu berubah lagi menjadi abstraksi sesaji (offering), deformasi aringgit (wayang) dan gerak para penari, yang terakhir sekarang mensintesiskan semua bentuk sesaji, aringgit, dan penari tersebut.
I Nyoman Gunarsa aktif mengadakan pameran tunggal di Jakarta, Kuala Lumpur, Washington, beberapa kota di Australia, dan Den Haag. Untuk pameran bersama juga aktif dalam forum nasional maupun internasional. Beberapa penghargaan yang diperoleh di antaranya adalah Pratisara Affandi Adhi Karya (1976), Karya Terbaik Biennale III dan IV Jakarta (1978 dan 1980), Lempard Prize (1980), dan Medali Perak Biennale I Seni Lukis Yogyakarta (1988).
Tahun ini terbilang menjadi momen bersejarah bagi karier pria kelahiran Klungkung, Bali, pada 15 April 1944 silam. April lalu, I Nyoman Gunarsa menyambangi Istana atas undangan Presiden dan ia memperlihatkan lukisan 'Jokowi Minum Jamu' yang mengagetkan orang nomor satu di Tanah Air tersebut.
Kunjungan berbalas pun dibuktikan Jokowi yang mendatangi Museum Nyoman Gunarsa di Klungkung pada 4 Agustus. Jokowi mengaku mengagumi lukisan-lukisan dari I Nyoman Gunarsa dan berjanji akan memerintahkan jajarannya agar menjaga museum.
Selepas kunjungan Jokowi, menandai 60 tahun perjalanan I Nyoman Gunarsa digelar pameran tunggal. Pameran berjudul '60 Tahun Nyoman Gunarsa Berkarya-Ode bagi Negeri' itu berlangsung di Bentara Budaya Jakarta pada 14-21 Agustus.
Saat menggelar pameran tunggal, yang ternyata menjadi eksibisi terakhir ada dua lukisan yang menarik perhatian pengunjung. Lukisan 'Presiden Jokowi Mendalang' yang berdiameter 390 x 290 cm. Serta kedua lukisan berjudul 'Upacara Ngeruwat Tumpek Wayang' berukuran 430 x 290 cm. Lukisan raksasa ini berada di sebelah kanan dan kiri dinding galeri Bentara Budaya Jakarta (BBJ).
Duka masih menyelimuti kerabat serta para penggemar karya-karya I Nyoman Gunarsa termasuk kabar duka via timeline media sosial. Dumugi Amor Ring Acintya, I Nyoman Gunarsa..
Baca Juga Artikel Keren & Terupdate Kami Lainnya Di :
Sgoldberjangka.com blogspot.com wordpress.com weebly.com blogdetik.com
wixsie.com jigsy.com spruz.com bravesite.com